Skip to main content

Perubahan Yang Nyata

 Raja Yosia menemukan Kitab Taurat secara tidak sengaja ketika ia berniat memperbaiki Bait TUHAN. Pembacaan Kitab Taurat itu memunculkan pernyataan akan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan bangsa Israel. Kesadaran akan murka TUHAN itu membuat Raja Yosia berduka dan takut. Hal ini ditunjukkannya dengan mengoyakkan pakaiannya. Kitab Taurat, tulisan yang diilhamkan Allah sedang menyatakan kesalahan. Kita akan melihat cerita selanjutnya. Silahkan baca dahulu 2 Raja-Raja 23:1-25.

Apakah Hanya Itu?

Kesadaran baru yang dibuka oleh Allah dari pembacaan Kitab Taurat tidak hanya berhenti sampai pada tingkat kesadaran. Tidak hanya berhenti pada tangisan pertobatan. Raja Yosia mencari tahu lebih dalam tentang kehendak Tuhan. (2 Raj. 22:12-13). Ia sadar bahwa ia belum sepenuhnya memahami kehendak Tuhan. Maka ia mancari dan mencari terus kehendak Tuhan. Kali ini melalui orang-orang percaya yang lain: seorang nabiah.

Dalam pertumbuhan kita sebagai murid Kristus, kita butuh persekutuan. Hubungan yang dipulihkan dengan Tuhan juga akan memulihkan hubungan kita dengan sesama. Yang pertama dengan sesama orang percaya. Setelah membaca Kitab Taurat, Raja Yosia terus mencari kehendak Tuhan. Itu perubahan pertama. Semakin kita bertekun dalam surat cinta Allah, maka akan semakin kita bertekun mencari kehendak-Nya. Baik melalui penelitian yang sungguh-sungguh secara pribadi, maupun melalui bimbingan orang-orang percaya lainnya.

Tuhan menganugerahkan Alkitab. Tuhan juga menganugerahkan gereja dan persekutuan orang-orang percaya. Semuanya dianugerahkan Tuhan untuk menjaga orang-orang percaya. Agar ada pertumbuhan rohani bagi anak-anak-Nya. Sungguhlah tepat apa yang disampaikan penulis Kitab Ibrani agar kita jangan menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat (Ibr. 10:25). Seperti perantau yang bertemu sesama perantau dari kampung yang sama, demikianlah kerinduan sesama anak-anak Tuhan bersekutu dengan sesama anak Tuhan dalam perantauan mereka di dunia yang fana ini.

Revolusi Yosia

Pemberitaan Injil

Yosia belum juga berhenti. Dalam perikop bacaan kita, Yosia lalu mengumpulkan semua tua-tua Yehuda dan Yerusalem. Dan bersama dengan semua orang, baik awam maupun full timer, Raja Yosia membacakan Kitab Perjanjian itu. Sebagai orang percaya, adalah tugas kita untuk berbagi kasih Tuhan. berbagi Kabar Kasih Karunia. Berbagi bagaimana kerinduan Allah untuk memiliki hubungan pribadi yang dipulihkan dengan manusia yang berdosa. Karena kasih-Nya yang begitu besar. Bukan karena kebaikan dan kehebatan kita. Ingat, perbuatan baik di luar kebenaran Kristus adalah kain kotor? (Yes. 64:6)


Orang-orang yang sudah bertobat pastilah juga rindu untuk orang lain juga mengalami pertobatan. Jika tidak, mungkin kita belum benar-benar bertobat. Maka agar orang lain bertobat, segala kehendak dan perbuatan Tuhan haruslah kita ceritakan. Kita kabarkan. Orang-orang yang sudah bertobat suka menceritakan tentang pekerjaan-pekerjaan Tuhan. Menjadi terang dengan memberitakan Injil dan membawa Kristus kepada orang-orang yang menjauh. Ini adalah tugas gereja. Marturia. Memberitakan Kabar Baik. Seperti yang dirangkum dalam sebuah himne yang baik:
 'Ku suka menuturkan cerita mulia;
pun bagi yang percaya tak hilang indahnya.
Dan nanti kunyanyikan di sorga yang kekal
cerita termulia yang lama kukenal.
'Ku suka menuturkan, 'ku suka memasyurkan
cerita Tuhan Yesus dan cinta kasihNya
(Kidung Jemaat 427)

Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. (2 Tim. 4:2

Membuang Berhala

Revolusi selanjutnya adalah berbalik dari segala pengaruh berhala. Yosia menyuruh agar semua perkakas untuk Baal, Asyera dan semua tentara langit dikeluarkan dan dibakar. Ia juga memberhentikan imam-imam dewa asing. Tiang-tiang berhala dibakar dan ditumbuk menjadi abu. Lalu dibuang di kuburan. Kembali kepada Tuhan adalah kematian bagi penyembahan berhala. 

Yosia juga merobohkan petak-petak pelacuran bakti. Kembali kepada Tuhan adalah kehancuran bagi pemuasan diri sendiri. Kematian bagi egoisme. Ia menajiskan bukit-bukit pengorbanan. Kembali kepada Tuhan adalah hidup dengan membenci dosa dan berhala-berhala.
Anak-anak Tuhan haruslah mencintai Tuhan lebih dari segalanya dan membenci dosa lebih dari segalanya

Berhala adalah segala sesuatu yang mengambil posisi Tuhan di hati kita. Ketika kita lebih mengasihi hal lain selain Tuhan, itulah penyembahan berhala. Allah tidak mau ada allah lain di hadapannya (Kel. 20:3). Masa kini, berhala dapat mengambil banyak rupa. Pekerjaan, kesenangan pribadi, seks, uang, makanan, kesuksesan, prestasi dan keakuan adalah beberapa hal yang bisa menjadi berhala. Kita lebih memilih bersantai di rumah daripada beribadah kepada Tuhan, atau lebih sibuk membaca media sosial daripada meneliti Firman Tuhan? Kita harus sadar dan berhati-hati, sebab sampai saat ini penyembahan berhala mengambil banyak bentuk yang tidak kentara. Sampai kita terjebak ke dalamnya. Segala sesuatu bisa menjadi sebuah berhala, ketika hal itu menjadi pengganti terhadap Allah dalam hidup kita.1

anda tidak akan pernah bisa melanggar sembilan titah lainnya tanpa terlebih dahulu melanggar titah pertama.
--Martin Luther --

Berbalik kepada Tuhan

Pada akhirnya, Yosia kembali merayakan Paskah. Perayaan kelepasan bangsa Israel dari perbudakan Mesir. Peringatan akan apa yang Tuhan sudah kerjakan. Bahwa Israel yang dahulu budak, kini telah bebas. Israel yang dulu ditindas oleh Mesir, sudah bebas untuk membebaskan budaknya di tahun ke-tujuh. Semua dilakukan seperti yang tertulis dalam kitab perjanjian (2 Raj. 23:21).

Yosia juga menghapus para pemanggil arwah, pemanggil roh peramal, terafim dan berhala. Tidak ada lagi pengandalan terhadap kuasa-kuasa lain selain kuasa Tuhan. Semuanya demi menepati perkataan Taurat yang tertulis dalam kitab yang telah didapati oleh imam Hilkia di rumah TUHAN. Ketaatan kepada Tuhan menuntut kita untuk melepaskan segalanya. Segala berhala, segala keakuan, dan segala sesuatu yang tidak menyenangkan Tuhan disingkirkan. Tuhan dan kehendak-Nya menjadi yang terutama bagi orang-orang yang bertobat.

Kiranya Tuhan menolong kita.

Referensi

1 Gods at War (Ilah-ilah dalam peperangan), Kyle Idleman, Terjemahan Indonesia diterbitkan oleh Literatur Perkantas Jatim.

Comments

Popular posts from this blog

Pilihan Mudah(?)

 Di ujung-ujung hidupnya, orang-orang bijaksana, sepuh dan lanjut umur biasanya merefleksikan perjalanan hidupnya dalam bentuk nasehat kepada generasi selanjutnya. Segala kegagalan dan juga semua keberhasilan akan diteruskan melalui petuah. Kita yang lebih muda sebaiknya mendengar. Karena nasehat ini sudah teruji waktu. Mari kita lihat pesan-pesan seorang bijak yang sepuh bernama Musa dalam Ulangan 30:15-20 Pilihan mudah? Pada saat-saat terakhirnya, Musa memberikan pengingat kepada bangsa yang dipimpinnya. Pada masa ini, hampir semuanya belum pernah melihat tanah Mesir. Yang pernah melihat Mesir hanya tinggal Musa, Yosua dan Kaleb. Sebagian besar bangsa itu tidak melihat bagaimana Allah menurunkan sepuluh tulah ke Mesir. Sebagian besar bangsa Israel ini tidak mengalami berjalan di tengah laut yang terbelah. Mereka masih muda. Mereka perlu diingatkan betapa besar Allah yang telah menolong mereka keluar dari Mesir. Dan yang selama ini menyertai mereka di padang gurun. Yang waktu siang me

Ketakutan Yang Tidak Terbukti

Musa berangkat ke Mesir. Kembali setelah 40 tahun meninggalkan Mesir. Dia sekarang menjadi agen Allah. Misinya: memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir. Dalam prosesnya, Musa bernegoisasi dengan TUHAN. Musa banyak beralasan. Bahkan Musa sempat menolak. "Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang patut Kauutus.” kata Musa. Di sini TUHAN akhirnya murka dan berkata pada Musa: "Bukankah di situ Harun, orang Lewi itu, kakakmu? Aku tahu, bahwa ia pandai bicara; lagipula ia telah berangkat menjumpai engkau, dan apabila ia melihat engkau, ia akan bersukacita dalam hatinya.” (Kel. 4:14). Setelah Musa mencapai setengah perjalanannya ke Mesir, TUHAN menggenapkan perkataan-Nya kepada Musa dengan berfirman kepada Harun: "Pergilah ke padang gurun menjumpai Musa.” (Kel. 4:27). Allah menepati janji-Nya ketika Ia mengutus Musa. Allah selalu menggenapkan rencana-Nya. Musa dan Harun kemudian bercerita. Bagaimana TUHAN menjumpai Musa. Mempercayakan mujizat kepada Musa. Memp

Allah dan Hukum-Nya

 Di Gunung Sinai, TUHAN memberikan sepuluh titah. Decalogue -10 kalimat- adalah perkataan TUHAN yang disampaikan langsung di hadapan bangsa Israel. Kisah ini tertulis di Keluaran 20:1-21 . Me, Myself and I Pada masa posmodern ini, aturan dibuat tanpa konsensus moral. Orang membuat aturan dan hukumnya sendiri. Dan parahnya, semuanya berbasis pada relatifisme moral. Semua tergantung pada standar moral pembuatnya. Tergantung pada preferensi pembuat aturan itu. Coba kita lihat beberapa poin yang mungkin pernah kita dengar: Ibadah di rumah sama aja kok seperti ibadah di gereja. Jadi, untuk apa pergi ke gereja? Tidak apa-apa berbohong untuk kebenaran. Selama tidak ada yang dirugikan. Kalau bisa besok, kenapa harus sekarang? Kita bisa berbuat sesuka hati kita. Nanti malam berdoa minta ampun. Suci deh . Besok buat lagi. Robin Hood adalah pahlawan. Dia mencuri dari orang kaya korup dan membagikannya kepada orang miskin.  Dia jahat. Maka sepantasnya juga dia dijahati. Semuanya ini kita buat han